Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Suntik Filler Terlalu Berlebihan, Dokter Ungkap Alasannya

Kompas.com - 11/06/2024, 07:05 WIB
Devi Pattricia,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena filler wajah sedang amat digandrungi masyarakat, khususnya kaum hawa.

Tak cuma di kalangan selebritis saja, tren filler wajah juga mulai diikuti oleh masyarakat pada umumnya.

Dokter Kecantikan dan Anti-Aging, dr. Lanny Juniarti, Dipl AAAM menyebutkan bahwa filler wajah biasanya dilakukan oleh orang-orang dewasa yang memiliki permasalahan pada kerutan.

Selain itu, mereka ingin menambah volume pada bagian wajah tertentu yang hilang akibat penuaan.

Namun dr. Lanny mengungkapkan bahwa ada sebagian orang yang punya alasan lain mengapa ingin melakukan prosedur suntik filler wajah, yakni didasari oleh gangguan psikologi tertentu.

Kondisi tersebut membuat pasien merasa obsesif terhadap dirinya dan menginginkan suntikan filler yang melebihi kebutuhannya.

"Ada juga orang-orang yang sudah terganggu psikologisnya, sudah obsesif sampai ingin terus menambahkan filler di wajah,” kata dr. Lanny dalam Media Gathering ‘Embracing Diverse Beauty with the Versatility of HA Fillers’ di Jakarta Selatan, Senin (10/6/2024).

Baca juga:

Dr. Lanny menjelaskan, kondisi mental tersebut dinamakan dysmorphia. Mereka yang mengalaminya berpikir secara berlebihan tentang kekurangan di tubuhnya.

Alhasil mereka kerap kali merasa kurang puas dan ingin terus menambahkan filler pada wajahnya.

“Terkadang orang dalam kondisi mental seperti dysmorphia itu membuat dirinya nggak puas-puas sama treatment yang ia lakukan, padahal harusnya udah cukup,” jelas dr. Lanny.

Jangan filler berlebihan

Terlalu sering menyuntikkan filler bisa mengubah bentuk wajah, sehingga tampilannya jadi berbeda dibandingkan wajah asli.

Menurutnya, filler wajah yang baik seharusnya tidak merubah wajah secara drastis, melainkan hanya menambahkan ketegasan wajah saja.

“Sebetulnya itu sudah tidak baik, karena terlalu banyak memasukan filler dapat membuat tampilannya enggak proporsional,” ujarnya.

Baca juga:

Ia menambahkan, saat ini juga mulai banyak anak-anak remaja yang ingin untuk melakukan filler hanya karena mengikuti perkembangan tren.

Padahal, Lanny mengatakan, remaja masih belum membutuhkan filler wajah. Sebab, pada usia muda, kondisi kulit hanya perlu dirawat dengan maksimal melalui skincare.

“Biasanya mereka masih di tahap awal untuk penggunaan skincare. Jadi akan kami ajarkan memakai skincare sesuai dengan tipe kulit ya seperti apa,” tandasnya.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com