Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Aneurisma Otak Berbahaya? Kenali Faktor Risikonya

Kompas.com - 12/09/2023, 18:55 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernah dengar soal aneurisma otak? Banyak yang mengira penyakit ini jarang ditemukan di Indonesia. Namun, faktanya penyakit ini bukan tidak ada, tapi belum diketahui secara luas di masyarakat.

Pasalnya, penyakit aneurisma otak umumnya tidak bergejala dan banyak orang yang tidak mengetahui dirinya terkena aneurisma otak.

Lalu apa sebenarnya aneurisma otak?

Menurut dokter spesialis bedah saraf, sub spesialis neurovaskular di RS Pondok Indah, Jakarta, dr. Mardjono Tjahjadi yang akrab disapa dr. Joy, aneurisma merupakan pelebaran dinding pembuluh darah karena lemahnya struktur dinding tersebut.

Biasanya semakin besar ukuran suatu aneurisma, maka semakin tipis dindingnya. Hal ini menyebabkan semakin besar kemungkinan aneurisma untuk pecah.

Aneurisma ini tidak hanya terjadi di otak, bisa terjadi pada bagian tubuh lainnya, seperti pembuluh arteri besar jantung, dan pembuluh arteri popliteal di tungkai bawah.

Namun di antara aneurisma dalam tubuh manusia, aneurisma otak adalah yang paling sering ditemukan dan paling sering pecah karena perbedaan struktur dan ketebalan dinding antara pembuluh darah otak dan pembuluh organ lainnya.

Aneurisma otak digambarkan sebagai balon yang sewaktu-waktu bisa pecah. Ketika itu pecah maka darah akan membanjiri otak yang pada akhirnya mengakibatkan kematian.

“Aneurisma itu nggak bahaya, dia berbahaya dan mematikan kalau dia pecah,” ujar dr Joy.

Meski begitu, aneurisma pecah tak terjadi begitu saja. Perlu waktu beberapa tahun untuk menyebabkan pembuluh darah itu menipis, lalu membenjol dan kemudian membentuk aneurisma.

“Aneurisma itu nggak bahaya, dia berbahaya dan mematikan kalau dia pecah. Tapi pasien yang datang berobat ke dokter itu rata-rata sudah pecah, 90 persen pasien yang datang ke kita itu sudah dalam keadaan (aneurisma) pecah” ujar dr Joy.

Gejala aneurisma otak

Sayangnya, gejala aneurisma otak ini tidak bergejala spesifik. Dr. Joy mengatakan gejalanya sakit kepala namun siapapun bisa saja sakit kepala tapi bukan disebabkan oleh aneurisma otak.

“Tapi memang tidak ada yang spesifik, justru itulah bahayanya penyakit ini. Makanya banyak orang yang mengatakan penyakit ini sebagai silent killer atau bom waktu,” jelas dr. Joy.

Namun, jika aneurisma otak sudah pecah muncul beberapa gejala seperti:

  • Sakit kepala yang sangat hebat (sakit kepala "terburuk" dalam hidupnya).
  • Secara mendadak, kepala terasa seperti dipukul palu yang berat atau tersambar petir, muntah, leher terasa kaku, hingga pingsan.
  • Salah satu sisi anggota gerak tubuh mendadak lumpuh.

Jika hal ini terjadi, artinya sudah terlambat. “Kalau aneurisma itu pecah kemungkinan anda bisa bekerja lagi seperti sedia kala itu hanya 20 persen, tapi peluang meninggal dunia itu 50 persen,” ungkap dr. Joy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com