KOMPAS.com - Hidup sehat dan panjang umur adalah harapan yang ingin dicapai oleh banyak orang. Meskipun banyak faktor mempengaruhi usia, namun ada kebiasaan gaya hidup tertentu yang diyakini dapat memperpanjang usia.
Mulai dari menjaga kebugaran, mengatur pola makan, hingga kesehatan, kita berusaha menjadikan rutinitas harian kita sebaik mungkin —dan melakukan perbaikan bila diperlukan— untuk meningkatkan peluang kita menjalani hidup yang panjang, sehat, dan bahagia.
Namun ada lebih banyak kebiasaan baik yang bisa diterapkan ke dalam rutinitas kita yang mungkin belum terpikirkan. Apa saja langkah-langkah terbaik yang harus diikuti untuk menjalani hidup lebih lama?
Baca juga: 9 Aturan agar Bisa Panjang Umur
Stres dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan mental dan fisik —bahkan kematian— jadi penting untuk mencegahnya dengan alat manajemen stres yang efektif.
Jika kamu ingin hidup lebih lama, penelitian menunjukkan bahwa menjaga kesehatan mental yang baik adalah kuncinya.
Sebuah studi pada tahun 2022 memeriksa data survei dari individu yang berusia di atas 50 tahun. Sebagai bagian dari penelitian, para peserta diminta untuk mengungkapkan betapa optimis, bahagia, dan puasnya mereka dengan kehidupan mereka selama rentang waktu empat tahun.
Para peneliti menemukan bahwa peserta yang masih hidup memiliki skor lebih tinggi dalam hal kesehatan mental, dibandingkan dengan mereka yang meninggal pada usia yang sama.
Menurut sebuah makalah yang diterbitkan di Aging Cell, penelitian menunjukkan betapa bermanfaatnya menjaga berat badan yang sehat dan menjalankan pola makan bergizi untuk menjalani kehidupan yang panjang dan sehat sepanjang masa dewasa.
"Tiga serangkai adipositas" —alias lingkar pinggang, BMI, dan pertambahan berat badan sejak masih muda— adalah penilai utama dalam hubungan antara penuaan yang sehat dan adipositas.
Baca juga: 6 Rahasia Panjang Umur yang Harus Kita Ketahui
Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) menunjukkan bahwa menjalani kehidupan sosial yang aktif dan membina hubungan baik dikaitkan dengan peningkatan fungsi fisiologis dan penurunan risiko gangguan fisik.
Selain itu, menjadi lebih terhubung dengan sahabat dapat menurunkan risiko penyakit fisik dan mental yang merugikan, catat penelitian tersebut. Ditambah lagi, tinjauan terhadap 148 penelitian mengungkapkan bahwa peserta yang memiliki hubungan sosial yang kuat memiliki kemungkinan 50% lebih besar untuk bertahan hidup.