Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Long Covid Termasuk Gangguan Mental?

KOMPAS.com - Covid-19 tidak hanya berdampak secara fisik, namun juga menimbulkan masalah kesehatan mental pada orang yang sudah dinyatakan sembuh.

Berdasarkan jajak pendapat pelacakan kesehatan dari Kaiser Family Foundation, kekhawatiran dan stres terkait ancaman Covid-19 membawa dampak negatif dalam kesehatan mental empat dari 10 orang di AS.

Long covid

Long covid atau juga disebut sebagai kondisi pasca-covid adalah istilah untuk menggambarkan individu yang mengalami gejala jangka panjang dari Covid-19.

Gejala ini bisa berupa penyakit fisik atau mental.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis definisi spesifik terkait long covid, yaitu:

"Kondisi pasca-covid terjadi pada individu dengan riwayat kemungkinan atau dikonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2, biasanya tiga bulan sejak awal Covid-19."

"Gejala yang berlangsung setidaknya selama dua bulan dan tidak dapat dijelaskan dengan diagnosis alternatif," begitu bunyi keterangan resmi WHO.

"Gejala umum long covid termasuk kelelahan, sesak napas, disfungsi kognitif, dan lain-lain yang biasanya memengaruhi fungsi sehari-hari."

"Gejala mungkin baru muncul setelah pemulihan dari episode Covid-19 akut, atau tersisa dari penyakit awal. Gejala juga dapat berfluktuasi atau kambuh dari waktu ke waktu."

Tanda dan gejala terkait long covid meliputi:

  • Kelelahan
  • Perubahan suasana hati
  • Kehilangan atau perubahan indera perasa dan penciuman
  • Batuk
  • Sakit dada
  • Sulit bernafas
  • Masalah tidur
  • Kecemasan
  • Depresi
  • Masalah memori atau kabut otak

Siapa yang mengalami long covid?

Studi menunjukkan, sekitar 10 persen individu yang pernah terinfeksi Covid-19 akan mengalami long covid.

Namun, ada temuan yang membingungkan dari studi tersebut.

Beberapa orang yang melaporkan gejala long covid justru tidak pernah menjalani tes yang menyatakan mereka positif terinfeksi Covid-19.

Gejala long covid yang dialami beberapa orang ini kemungkinan merupakan akibat dari infeksi Covid-19 yang tidak pernah mereka ketahui karena mereka tidak menjalani tes.

Apakah long covid merupakan gangguan mental?

Long covid bukanlah masalah kesehatan mental, melainkan kondisi medis kronis yang menimbulkan berbagai gejala kesehatan mental.

Individu dengan penyakit kronis seperti diabetes, fibromyalgia (rasa nyeri di sekujur tubuh), dan sindrom kelelahan kronis berisiko lebih tinggi mengembangkan gejala kesehatan mental.

Gejala kesehatan mental itu bisa berupa depresi, gangguan karena trauma, dan kecemasan akibat banyak tantangan dan sesuatu yang tidak diketahui terkait penyakit kronis yang mereka alami.

Psikolog menggunakan studi terkait merawat pasien dengan penyakit kronis untuk membantu menemukan rencana perawatan bagi pasien yang mengalami long covid.

Selain itu, psikolog juga menerapkan temuan studi pada pasien yang mengalami sindrom pasca perawatan intensif di ICU.

Gejala dari sindrom pasca perawatan intensif ini mencakup gangguan kognisi dan delirium (disorientasi atau kebingungan dan kurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar).

Kedua gangguan tersebut disebabkan oleh konsumsi obat penenang dan imobilitas berkepanjangan.

Pasien yang menghabiskan waktu dirawat di ICU berisiko mengalami gangguan terkait trauma.

Ada sejumlah teori yang menjelaskan mengapa banyak orang yang mengalami long covid mengembangkan masalah kesehatan mental, yaitu:

  • Efek spesifik dari Covid-19 pada otak, sistem kekebalan, dan organ tubuh.
  • Aspek traumatis menderita Covid-19, apalagi jika pernah dirawat di ICU.
  • Hal-hal yang tidak diketahui, rasa putus asa, dan kelelahan terkait Covid-19 yang tak kunjung usai.

Satu studi yang dimuat dalam jurnal The Lancet Psychiatry melaporkan, sepertiga pasien Covid-19 didiagnosis dengan gejala neurologis atau psikologis.

Gejala itu termasuk kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma (PTSD), dan psikosis, enam bulan setelah mereka terinfeksi Covid-19.

Munculnya istilah coronaphobia

Kecemasan yang dikaitkan dengan Covid-19 memunculkan istilah baru yang disebut sebagai coronaphobia.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Gordon Asmundson, PhD, dan Steven Taylor, PhD, dalam Journal of Anxiety Disorders yang diterbitkan pada Maret 2020.

Coronaphobia diartikan sebagai intoleransi terhadap ketidakpastian, kerentanan yang dirasakan pada penyakit, dan kecemasan yang terkait Covid-19.

Fobia ini dikategorikan sebagai gangguan kecemasan dan kemungkinan memiliki peran dalam penyakit mental yang dialami individu dengan long covid.

Long covid masih menjadi misteri

Tidak ada penanganan atau panduan khusus untuk mereka yang mengalami long covid.

Gejala long covid memang bisa dikelola dengan pengobatan, namun secara keseluruhan sindrom tersebut masih merupakan misteri.

Banyak dokter yang akhirnya meminta bantuan psikolog dan psikiater untuk merawat pasien yang mengalami gejala kesehatan mental terkait long covid.

Diperlukan satu studi konkret untuk meneliti apakah penanganan kesehatan mental dapat memperbaiki kondisi individu yang mengalami long covid atau tidak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/23/102422420/apakah-long-covid-termasuk-gangguan-mental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke