Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Usugrow, Seniman Jepang yang Melawan Stigma hingga Mendunia

Kompas.com - 27/01/2020, 17:48 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Huruf-huruf itu ia pelajari tanpa melihat asal negara ataupun agama.

Setiap karyanya pun memiliki ciri khas. Yakni goresan tinta hitam di atas kertas putih polos dengan desain tengkorak. Baginya tengkorak adalah sombol alam semesta.

Hingga kini, ia mempertahankan proses berkaryanya. Usugrow menggambar dengan pensil atau kuas, kemudian diubah ke dalam bentuk digital.

Baca juga: Nurman, Pria Putus Kuliah yang Bikin Sepatu Ceker Ayam Mendunia...

Hal inilah yang membuat karyanya terlihat sangat detail.

Keindahan karya Usu, membuat banyak brand memburunya untuk berkolaborasi. Ia juga sering mengerjakan proyek ilustrasi, mural, serta instalasi di banyak kota di dunia.

Seperti Mexico, Melbourne-Australia, London-Inggris,  Moskwa-Rusia, San Fransisco-AS, Marrakech-Maroko, Honolulu-AS, dan Sydney-Australia.

Jaditak heran jika selain di Jepang, karyanya pun amat dikenal di AS dan Eropa.

Lawan stigma

Keputusannya menekuni dunia seniman tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Jepang, sama halnya seperti di Indonesia, menstigma profesi seniman tidak menjanjikan dengan masa depan yang belum jelas.

Orang Jepang akan bangga ketika lulus sekolah memasuki perusahaan besar dan menduduki jabatan penting di sana.

Baca juga: Artisan, Produk Bulu Mata Palsu Lokal yang Ingin Mendunia

Namun Usu melihat, saat ini anggapan tersebut tidak relevan. Setiap orang tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Bisa saja terjadi krisis ekonomi di dunia yang membuat perusahaan-perusahaan besar berjatuhan.

Karena itu pula, ia tidak menghiraukan stigma yang ada di sekelilingnya. Ia tetap mengerjakan apa yang ingin dilakukannya.

“Pendengaran saya kurang bagus jadi tidak bisa mendengar (stigma) di luaran sana,” ungkapnya sambil bercanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com