Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sering Dihiraukan, Ternyata Ini Pentingnya Emosi Negatif untuk Diri Sendiri

Kompas.com - 24/01/2022, 07:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Biasanya, setelah meluapkan emosi negatif, perasaan lega akan muncul karena telah mengeluarkan beban yang selama ini dipikul sendirian.

Apabila tak ingin menangis, kita juga bisa mencurahkannya lewat kegiatan journaling atau berbicara dengan diri sendiri di depan kaca.

Membantu meningkatkan produktivitas

Perasaan negatif, seperti sedih, merasa gagal, dan kecewa dapat meningkatkan produktivitas karena ia membantu kita sadar akan kesalahan.

Artinya, melalui perasaan itu, tubuh memberi sinyal bahwa harus ada sesuatu yang diubah. Dengan mengakui keberadaannya, berarti kita peduli terhadap kelemahan diri.

Setelah berhasil mengeluarkan emosi negatif, kita akan merasa tenang dan lega. Perasaan itulah yang akan meningkatkan semangat karena telah berhasil melepas beban.

Dari situ, kita akan berusaha untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Bahkan, tak menutup kemungkinan usaha itu dapat membawa kesuksesan di kemudian hari.

Memperluas pandangan 

Ketika hanya mengedepankan emosi positif, kita bisa saja salah menilai orang lain. Pemikiran pun akan menjadi bias.

Ketika ada teman yang ingin curhat soal masalah hidupnya, tanggapan yang diberikan justru tak bijak dan cenderung mengarah ke toxic positivity.

Orang itu diminta untuk terus bersyukur dan menjalani hidup dengan semangat.

Padahal, kita tak tahu seberapa besar beban masalah yang sedang ia tanggung. Namun, dengan pemikiran bias, permasalahan akan dilihat hanya dari dasar saja.

Respons ini tentu akan berbeda jika diri sendiri lebih dulu bisa memahami emosi negatif.

Emosi negatif ini akan melatih diri kita untuk berempati terhadap masalah orang lain. Apabila mereka sedang berada dalam masa-masa sulit dan menangis, itu adalah hal yang wajar.

Jadi, daripada memberikan nasihat yang tidak tepat, kita akan lebih senang menjadi pendengar untuknya.

Membuat hidup lebih bermakna

Keberagaman emosi yang dapat dirasakan ternyata bisa membuat hidup kita lebih bermakna.

Dengan perasaan takut, muncul perasaan khawatir apabila kehilangan orang-orang yang disayang.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com