KOMPAS.com - Tidur menjadi hal yang menantang bagi sebagian besar masyarakat Korea Selatan.
Begitu sulitnya dilakukan, kecanduan obat tidur sudah menjadi epidemi nasional di negara ini.
Tidak ada statistik resmi tetapi diperkirakan 100.000 orang Korea kecanduan pil tidur, dikutip dari BBC.
Baca juga: Studi: Tidur Siang dapat Tingkatkan Kemampuan Mengingat Anak
Dr Ji-hyeon Lee, psikiater spesialis masalah tidur di Dream Sleep Clinic, Gangnam, Seoul mengatakan sering mendapati kliennya minum 20 pil tidur setiap malam demi bisa terlelap.
"Biasanya butuh waktu untuk tertidur, tetapi orang Korea ingin tidur sangat cepat sehingga mereka minum obat," katanya.
Ketika obat-obatan tidak berguna, alkohol jadi alternatif berikutnya yang memberikan konsekuensi berbahaya.
''Orang tidur berjalan. Mereka pergi ke lemari es dan makan banyak hal tanpa disadari, termasuk makanan mentah,'' kata Dr Lee.
''Bahkan ada kasus kecelakaan mobil di pusat kota Seoul yang disebabkan oleh pasien berjalan sambil tidur.''
Baca juga: Mengatasi Insomnia karena Stres Selama Pandemi
Negeri ginseng ini jugamemiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara maju, konsumsi minuman keras tertinggi dan sejumlah besar orang menggunakan antidepresan.
Ada alasan historis untuk statistik yang kurang baik ini, khususnya dengan statusnya sebagai salah satu negara berteknologi paling maju saat ini.
Baca juga: Cegah Masalah Tidur Setelah Minum Kopi dengan Brokoli
Korea Selatan minim sumber daya alam sehingga kemajuannya didapat dari nasionalisme kolektif sehingga populasinya bekerja lebih keras dan cepat.
Akibatnya, orang-orang menjadi terlalu banyak bekerja, stres, dan kurang tidur.
Ironisnya, kini muncul industri yang menjawab masalah untuk orang yang sulit tidur, yang nilainya berkisar 2,5 miliar dollar AS pada 2019 lalu.
Ji-Eun adalah salah satu wanita pekerja di Seoul yang juga tidak bisa tidur karena sibuk bekerja.