Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Drs. I Ketut  Suweca, M.Si
PNS dan Dosen Ilmu Komunikasi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Pencinta dunia literasi

Tips Mengendalikan Rasa Marah

Kompas.com - 22/07/2022, 17:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Caranya? Ia akan diam sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam paling tidak tiga kali. Dalam hati, dia berdoa, 'ya Tuhan kuatkanlah hati hambaMu ini menghadapi penghinaan ini. Hindarkan kami dari tanggapan yang negatif, apa pun bentuknya'.

Nah, dengan menarik nafas dan berdoa sejenak, kita akan bisa segera mengendalikan diri, yakni tidak membalas kata-kata atau perbuatan orang lain dengan respons yang negatif.

Jadi, dengan menahan diri dan berdoa sejenak di dalam hati kita akan terhindar dari kemungkinan berbuat salah.

Kedua, tanggapan mencerminkan kualitas diri.

Kalau kita dihina orang lain, perlukan kita membalas dengan penghinaan juga? Kalau orang lain mencaci-maki kita, perlukah kita mencacinya juga?

Jika kita memandang perlu karena itu sebagai balasan yang sepadan, maka kualitas kita sama saja dengan orang tersebut.

Kualitas diri seseorang diketahui atau diuji bukan pada saat damai dan segala sesuatunya berjalan lancar, melainkan ketika didera masalah.

Temparamen seseorang baru dapat diketahui ketika menghadapi persoalan. Ketika orang merespons persoalan dengan marah-marah, maka dengan mudah kita bisa menduga bahwa orang tersebut tidak bisa mengendalikan kemarahannya.

Sebaliknya, jika yang bersangkutan tetap bersikap tenang ketika menghadapi berbagai persoalan, maka dialah pribadi yang bisa mengendalikan diri dan rasa marahnya. Tidak mudah menjadi individu seperti ini, tetapi mesti terus diusahakan.

Ketiga, menjaga hubungan baik.

Orang yang mudah marah akan sangat sulit menjalin komunikasi dan hubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya.

Karena sifat negatifnya itu, maka ia cenderung ditinggalkan oleh orang lain. Apalagi, sebagian dari mereka pernah terluka dengan ucapan si pemarah tersebut.

Tidak ada seorang pun yang suka bergaul dengan atasan atau teman yang mudah marah. Alih-alih merawat hubungan, orang akan lebih memilih menghindar darinya.

Jadi, rasa marah yang dibiarkan tumbuh menjadi kebiasaan, sama sekali tidak baik bagi komunikasi dan hubungan yang sedang dibina. Tidak akan ada merasa nyaman bersahabat dengan orang yang tak mampu mengendalikan dirinya.

Keempat, keadaan di luar kontrol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com