Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Memberikan pelajaran seputar etika kepada anak harus dilakukan sejak dini oleh orangtua. Sebab, pembelajaran ini nantinya akan dibawa oleh mereka hingga dewasa nanti. Salah satunya adalah cara agar anak bisa menghargai makanan.
Pasalnya, mengutip Kompas.id, nilai sampah makanan di Indonesia mencapai Rp330 triliun per tahun. Sementara menurut kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sampah makanan yang terbuang di Indonesia sejak tahun 2000–2019 mencapai 23–48 juta ton per tahun.
Melihat data tersebut, orangtua harus mengajarkan anak agar tak membuang makanan. Hal ini pula dilakukan oleh Ruru yang memperingati Bani saat enggan menghabiskan masakan Nono dalam audio drama siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Cerita Menghargai Makanan” yang dapat diakses melalui dik.si/DopingHargaiMakanan.
Mengajarkan anak menghargai makanan bukan berarti terus memberinya makanan favorit saja karena selain itu akan dibuang. Orangtua juga harus memberi anak makanan dengan kandungan gizi yang seimbang.
Pada usianya, anak memang rentan memilih makanan. Mereka kerap merengek jika menu masakan tidak disukainya, apalagi kalau mengandung sayur. Namun, orangtua tak boleh goyah terhadap situasi ini dan jangan memberi ego anak.
Baca juga: Pentingkah Edukasi Seks pada Remaja?
Melansir situs Mom, orangtua bisa mengajak anak membuat kreasi makanan yang mencampurkan sayuran atau buah-buahan di dalamnya. Jika anak masih enggan mengonsumsi keduanya secara langsung, orangtua bisa mengkombinasikannya.
Misalnya, dengan membuat nugget sayur atau pai buah. Jika perlu, buatkanlah juga jus buah yang berbeda setiap harinya. Biarkan anak memilih rasa buah kesukaannya.
Selain itu, jika ingin cemilan, orangtua bisa menggantikannya dengan buah-buahan daripada memberinya kue, keripik, atau makanan cepat saji. Namun, bukan berarti anak tak boleh mengonsumsinya sama sekali.
Orangtua harus memiliki prinsip yang tegas untuk membatasinya.
Setelah mengajari anak mengonsumsi gizi seimbang, orangtua juga perlu melatih anak agar mau menghargai makanan. Pasalnya, tak semua makanan bisa cocok dengan lidah mereka. Untuk menyikapinya, orangtua bisa melakukan beberapa hal berikut.
Dilansir dari Doorposts, orangtua perlu mengajarkan anak bersyukur kepada Tuhan atas makanan yang telah tersaji di hadapan mereka. Ingatkanlah kalau ada beberapa anak di luar sana yang tak seberuntung kita.
Latih juga mereka untuk berterima kasih kepada orang yang telah memasak dan memuji jika anak menyukai makanan tersebut.
Jika ada waktu saat senggang, orangtua bisa mengajak anak mengunjungi pabrik, pasar, perkebunan, peternakan hingga sawah agar mereka bisa melihat bagaimana bahan makanan dibuat.
Baca juga: 5 Manfaat Mendongeng bagi Anak dan Orangtua
Upaya ini dilakukan agar mereka paham kalau menghasilkan suatu makanan itu dibutuhkan proses yang tak mudah. Sebelum menjadi nasi, beras pun harus menunggu panen padi yang mencapai enam hingga sembilan bulan.