Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 17/12/2022, 06:20 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber GQ India

3. Mitos: karbohidrat tidak mengandung serat

Faktanya, karbohidrat adalah sumber utama serat.

"Serat sebenarnya adalah bentuk lain dari karbohidrat. Makanan kaya serat dapat membantu mengendalikan masalah perut, seperti sembelit," ungkap ahli diet Vidhi Chawla.

Serat juga membantu menurunkan kolesterol dan gula darah yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes.

"Untuk menambahkan serat dalam diet, pilih makanan seperti kacang, kacang polong, dan lentil, atau mengupas kulit pada buah dan sayuran," sambung Chawla.

Studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan, serat makanan merupakan jenis karbohidrat yang ditemukan dalam biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

Baca juga: 5 Karbohidrat Baik untuk Penderita Diabetes

"Ini diperlukan untuk memertahankan berat badan normal, jantung yang sehat, kesehatan usus yang baik dan untuk umur panjang," tambah Contractor.

4. Mitos: buah bisa dimakan dalam jumlah tidak terbatas

Buah-buahan mengandung mikronutrien seperti vitamin, mineral, dan serat, serta karbohidrat.

Karena itulah, buah merupakan sumber energi bagi tubuh dan meningkatkan asupan kalori total.

Terlepas dari manfaatnya, buah-buahan sebaiknya tidak dikonsumsi berlebihan, menurut Shraddha Gadit, ahli nutrisi dan kepala departemen di Gold's Gym Fitness Institute.

"Selain itu, waktu terbaik untuk makan buah adalah saat sarapan atau sebagai camilan malam," kata dia.

5. Mitos: semua karbohidrat sama

Karbohidrat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.

"Hanya mengurangi asupan karbohidrat tidak akan membuat berat badan kita turun, karena kadar glukosa darah bisa menurun, membuat tubuh mendambakan sumber karbohidrat sederhana," tutur Aman Puri, pendiri Steadfast Nutrition.

Baca juga: Hubungan antara Asupan Lemak, Karbohidrat, dan Kesehatan Jantung

Akibatnya, kita mengonsumsi kalori berlebih dan memicu peningkatan berat badan.

"Apa yang paling penting adalah jenis karbohidratnya," imbuh Puri.

Ia menyarankan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks berupa biji-bijian utuh, polong-polongan, oat, dan kacang-kacangan, dan menghindari karbohidrat sederhana seperti tepung terigu olahan, gula putih, jus buah, sirup, kue, dan banyak lagi.

"Membatasi dan menolak karbohidrat hanya akan membuat kita memilih makanan berlemak, yang sebenarnya lebih tinggi kalori," papar Shweta Shah, ahli gizi dan pendiri Eatfit247.

"Makan biji-bijian utuh tidak akan mengganggu diet kita. Apa yang seharusnya dihindari adalah karbohidrat olahan yang tidak sehat dan makan berlebihan."

Baca juga: Mengenal Beda Karbohidrat Jahat dan Karbohidrat Baik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com