KOMPAS.com - Perilaku oknum istri pejabat yang gemar mengoleksi tas mewah yang belakangan terkuak menghebohkan publik.
Harganya yang fantastis juga membuat sejumlah kalangan mempertanyakan sumber dananya, seperti istri Rafael Alun yang kemudian diduga menerima gratifikasi.
Di sisi lain, banyak pula yang penasaran alasan banyak orang berlomba-lomba memiliki sejumlah tas branded ini.
Mereka tak ragu mengeluarkan uang ratusan hingga miliar rupiah hanya demi sebuah tas tangan buatan desainer ternama.
Baca juga: Mengulik Koleksi Tas Mewah Istri Rafael Alun yang Disita KPK, Ada Hermes Birkin dan Hermes Kelly
Benarkah karena terpikat dengan kualitasnya atau hanya demi gengsi semata?
Psikolog sekaligus Founder Bliss Happiness Clinic, Ratri Kartikaningtyas, M.Psi, mengatakan, perilaku mengoleksi tas mewah sebenarnya bisa menjadi hal yang wajar ketika kondisi finansial seseorang mendukung.
"Sebenarnya seperti koleksi barang seni, itu kan juga tidak murah," terangnya kepada Kompas.com.
Namun, kesukaan pada tas branded mahal menjadi tidak wajar ketika seseorang merasa harus memilikinya dan memiliki keinginan kuat untuk memamerkannya kepada orang lain.
"Dalam hal ini tidak wajar karena sudut pencitraannya itu," terang Ratri.
View this post on Instagram
Baca juga: Putri Candrawathi Kolektor Tas Branded, Tersimpan Rapi di Rak Khusus
"Menjadi tidak wajar karena kebutuhan pencitraan sangat berlebihan untuk mendapatkan perasaan berharga atas dirinya sehingga impulsif memiliki pulusan hingga ratusan," tambahnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.