Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depresi Saat Menopause, Pemicu, Tanda-tanda, dan Perawatannya

Kompas.com - 27/04/2023, 16:11 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Perubahan hormon

Selama menopause, hormon mengalami perubahan yang menyebabkan berbagai gejala fisik dan mental.

Kemungkinan besar gangguan pada estrogen, khususnya selama menopause, berhubungan erat dengan depresi.

Estrogen diketahui dapat membantu meningkatkan serotonin, neurotransmitter yang diindikasikan pada depresi.

Ketika kadar estrogen turun selama menopause, kadar serotonin juga dapat menurun sehingga menyebabkan depresi.

Satu studi yang menggunakan tikus menemukan bahwa gangguan pada estrogen selama menopause menyebabkan disregulasi faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF) dan serotonin (5-HT2A).

Jika digabungkan, hal ini membuat otak rentan terhadap depresi. Peneliti lain telah berteori tentang hubungan antara estrogen, menopause, dan depresi.

Sebab menopause yang terjadi lebih awal dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi, sedangkan menopause yang terjadi lebih lambat mengurangi risiko depresi.

Para peneliti berteori, estrogen mungkin memiliki efek perlindungan terhadap depresi.

Masalah tidur

Gangguan tidur selama menopause juga dapat menyebabkan depresi.

Sebuah meta-analisis tahun 2011 menemukan, orang yang mengalami insomnia memiliki risiko depresi dua kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki masalah tidur.

Gejala vasomotor menopause, yang meliputi hot flashes dan keringat malam, juga bisa menyebabkan insomnia dan kesulitan tidur.

Selama masa perimenopause, yaitu periode menjelang menopause di mana orang mengalami sebagian besar gejala, sekitar 39-47 persen orang mengalami gangguan tidur.

Setelah menopause, angka ini berkisar antara 35-60 persen.

Di sisi lain, tidur adalah area lain di mana wanita kulit hitam terpengaruh secara tidak proporsional.

Wanita kulit hitam 50 persen lebih mungkin mengalami hot flashes dan memiliki kualitas tidur yang buruk dibandingkan wanita kulit putih.

Faktor menopause lainnya

Bagi banyak orang, menopause juga terjadi selama masa transisi di mana peran dalam kehidupan dapat berubah.

Menopause, yang sering terjadi pada akhir usia 40-an dan sampai usia 50-an, dapat menyertai peristiwa-peristiwa dalam hidup seperti merawat orangtua yang menua.

Atau ketika anak-anak yang tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah, tanggung jawab yang lebih besar di tempat kerja, dan masih banyak lagi.

Semua hal ini dapat menjadi pemicu stres mental.

Tanda-tanda depresi

Beberapa gejala depresi tumpang tindih dengan gejala menopause, seperti sulit tidur atau berkonsentrasi dan perubahan suasana hati.

Baca juga: Cegah Masalah Tidur Setelah Minum Kopi dengan Brokoli

Penting untuk menyadari tanda dan gejala yang khas pada depresi sehingga kita dapat proaktif mencari pengobatan.

Beberapa gejala depresi meliputi:

- Suasana hati yang menurun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com