Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Meditasi Unik yang Mungkin Belum Pernah Kamu Dengar

Kompas.com - 30/10/2023, 20:27 WIB
Putri Aulia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Pendekatan ini berguna bagi mereka yang cenderung mengalami gangguan pikiran saat mata tertutup.

Dengan memusatkan perhatian pada lilin, kita dapat menghindari gangguan dan tetap fokus pada momen tersebut.

Penelitian terbaru pada 2022 menunjukkan bahwa latihan meditasi trataka selama 45 menit setiap hari selama 10 hari dapat membantu mengatasi insomnia dan meningkatkan kualitas tidur.

Sebuah penelitian lain juga mengatakan, melihat nyala lilin dapat menurunkan tekanan darah.

Baca juga: Teknik Napas Panjang dan Dalam untuk Redakan Stres

Cara mencoba meditasi menatap lilin:

  • Cari posisi duduk yang nyaman di ruangan yang gelap dan sunyi. Setelah itu nyalakan lilin dan letakkan di sekitar tiga kaki dari, pastikan lilin berada pada atau sedikit di bawah ketinggian mata.
  • Berkediplah beberapa kali untuk menenangkan diri, lalu fokuskan pandangan tanpa berkedip pada nyala api lilin. Upayakan agar pandangan Anda tetap lembut meskipun mata mungkin terasa berair, hindari tegang.
  • Jika kamu ingin menambahkan visualisasi, bayangkan nyala api adalah sumber cinta yang memancar ke dalam tubuh saat kamu menatapnya. Atau kamu juga bisa membayangkan api tersebut membakar perasaan negatif atau yang tidak diinginkan seperti rasa bersalah, kemarahan, atau kebencian terhadap diri sendiri.
  • Lanjutkan menatap lilin sampai kamu secara fisik tidak dapat membuka mata lebih lama lagi.
  • Kemudian, tiup lilin dan tutup mata kamu selama beberapa menit. Kamu mungkin akan melihat gambar nyala lilin di mata pikiran kamu.

Penting: Demi alasan keamanan, penting untuk meletakkan lilin di atas permukaan yang stabil dan tahan panas.

Jangan pernah meletakkannya di dekat apa pun yang mudah terbakar, dan padamkan lilin sebelum menutup mata atau meninggalkan ruangan.

Meditasi menatap cermin

Metode meditasi ini melibatkan fokus pada bayangan diri sendiri di depan cermin untuk jangka waktu yang panjang. Tujuannya adalah untuk memahami lebih dalam tentang pikiran dan perasaan tanpa menilai mereka, seperti yang disarankan oleh Rajendran.

Manfaatnya telah terbukti melalui penelitian kecil, menunjukkan bahwa meditasi ini dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi, sambil meningkatkan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri.

Sebuah studi kecil yang menemukan, meditasi di depan cermin dapat meredakan ketakutan, kepanikan, perasaan keterasingan budaya, dan gangguan suasana hati pada orang-orang yang tinggal di luar negara asal mereka.

Andrea Brognano, seorang konselor kesehatan mental berlisensi dari Choosing Therapy menjelaskan bahwa metode ini juga dapat meningkatkan pemahaman diri.

Dengan menghadapi diri sendiri secara langsung, memperhatikan setiap pikiran dan emosi yang muncul dapat memberikan wawasan tentang ketakutan, rasa tidak aman, kebutuhan, dan keinginan yang tersembunyi.

Baca juga: Cara Healing dari Trauma, Apa yang Perlu Dilakukan?

Cara melakukan meditasi menatap cermin:

  • Tetapkan waktu khusus untuk meditasi ini. Misal, kamu bisa mulai dengan lima menit dan secara bertahap tingkatkan durasinya saat kamu semakin terbiasa.
  • Pastikan duduk dalam posisi yang nyaman di depan cermin. Gunakan kursi, bantal, atau di lantai. Setelah itu, arahkan pandangan Anda ke bayangan diri sendiri.
  • Jika kamu menemukan area tegang di wajah atau tubuh, atau jika muncul pikiran yang kritis terhadap diri sendiri, coba bayangkan ketegangan dan kritik itu mencair dengan setiap tarikan napas yang kamu ambil.

Meditasi menatap matahari

Metode meditasi ini melibatkan melihat matahari pada waktu-waktu di luar jam sibuk. Konsepnya adalah untuk terhubung dengan kekuatan penyembuhan dan energi matahari.

Manfaatnya belum sepenuhnya didukung oleh penelitian yang khusus mengenai meditasi menatap matahari. Namun, bukti menunjukkan manfaat umum dari paparan sinar matahari.

Sebuah studi pada tahun 2021 menemukan bahwa orang yang terpapar sinar matahari setiap hari selama sebulan cenderung mengalami episode depresi yang lebih sedikit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com