Ini membuat beberapa orang sudah memikirkan pekerjaan sesaat setelah bangun tidur.
Mungkin, ada pula orang-orang yang terpaksa ikut rapat meski sedang berada di kamar mandi.
Sebelum tidur, yang dipikirkan hanyalah pekerjaan bukannya persiapan untuk beristirahat.
"Bahkan, ada orang tidur malah mimpi kerjaan," ungkap Adjie.
Baca juga: Tinggalkan 8 Kebiasaan Ini jika Ingin Bahagia di Tempat Kerja
Adjie mengungkapkan, orang-orang seperti itu menganggap, mereka dinilai produktif ketika memiliki banyak hal yang harus dikerjakan.
Pada akhirnya, yang mereka dapat bukanlah kesehatan tetapi perasaan stres dan burnout.
Ditambah, saat ini orang-orang malah sibuk berlomba-lomba memamerkan kesibukannya di media sosial agar dianggap sebagai individu yang produktif.
Semakin sibuk seseorang, mereka akan merasa semakin keren karena dianggap "ada".
"Ini kalau dirunut, beberapa penyebabnya adalah pola asuh dan pendidikan yang menekankan bahwa hidup harus sibuk. Kamu hanya diapresiasi dan dianggap "orang" kalau sibuk," jelas Adjie.
Padahal, menurut Adjie, hal yang membuatmu keren adalah mengunggah betapa luangnya waktumu dan santainya kehidupanmu di media sosial.
Dengan kata lain, kamu mampu memberi batas pada pekerjaan dan kehidupan, serta mampu bekerja secara sehat.
Baca juga: Work Life Balance Bukan Jaminan Kerja Lebih Bahagia, Ini Alasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram