Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 23/07/2023, 12:59 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Health

KOMPAS.com - Ada banyak masalah pencernaan yang dapat terjadi karena berhubungan dengan emosi kita.

Bahkan, penyakit asam lambung atau yang juga dikenal sebagai refluks gastroesofagus (GERD) bisa muncul seiring dengan meningkatnya tingkat stres.

Namun, hubungan antara stres dan asam lambung sangat rumit.

Karena meskipun stres dapat memperburuk gejala asam lambung, stres tidak mungkin menjadi penyebab utama sehingga ada faktor lainnya yang juga ikut berperan.

Baca juga: 9 Perubahan Gaya Hidup untuk Mengatasi Masalah Asam Lambung

Bagaimana hubungan antara stres dan asam lambung?

Beberapa hal seperti kelebihan berat badan, merokok, atau mengonsumsi alkohol, bisa menjadi faktor pemicu asam lambung.

Namun, stres dapat membuat kita merasakan gejala asam lambung yang lebih akut.

"Stres dapat memengaruhi banyak fungsi usus dan kita tahu bahwa pasien yang mengalami banyak tekanan psikologis menderita asam lambung yang lebih parah."

Demikian penuturan Mitchell Cappell, MD, PhD, kepala gastroenterologi di Rumah Sakit Beaumont di Royal Oak, Michigan, Amerika Serikat.

"Kita hidup di masa-masa penuh tekanan dan gejala asam lambung adalah hal yang sangat umum terjadi," katanya.

Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 12.000 pasien, yang diterbitkan pada tahun 2015 di jurnal Internal Medicine, lebih dari 45 persen peserta mencatat perasaan stres yang terus berlanjut sebagai faktor gaya hidup yang umum terjadi pada GERD.

Kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cureus pada tahun 2021 menjelaskan bahwa stres dapat mengganggu fungsi pencernaan yang normal.

Studi ini meneliti korelasi antara kecemasan, depresi, dan GERD.

Sementara itu, penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2018 dalam Journal of Neurogastroenterology and Motility meneliti hubungan antara kecemasan, depresi, dan GERD.

Studi ini membahas literatur sebelumnya tentang peningkatan keparahan asam lambung dengan stres dan menunjukkan tingkat GERD yang lebih tinggi pada mereka yang mengalami kecemasan dan depresi.

Maka, para penulis pun menyimpulkan bahwa pengobatan asam lambung haruslah merupakan pendekatan multidisiplin yang juga mencakup perawatan psikologis.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com