Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2018, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber menshealth

3. Kurap

Kurap yang juga disebut dengan tinea adalah infeksi jamur yang menghasilkan bercak merah bersisik pada kulit. Kurap juga bisa terjadi pada kulit kepala.

"Begitu daerah tersebut diobati dengan obat antijamur oral, rambut biasanya tumbuh kembali dalam waktu 6-12 bulan. Namun, masih mungkin beberapa kerontokan rambut bisa jadi permanen," ucap Glatter.

Baca: Sudah Benarkah Cara Kamu Keramas Selama Ini?

4. Hipotiroidisme

Meskipun lebih umum terjadi pada wanita, hipotiroidisme (atau fungsi tiroid yang tidak berjalan maksimal) pada pria dapat menyebabkan kelelahan, konstipasi, dan kenaikan berat badan.

Bahkan, penyakit ini bisa menyebabkan sulit berkonsentrasi, depresi, dan kerontokan pada rambut. "Rambut, kuku, dan kulit bisa menjadi lebih lemah dan bisa pecah lebih mudah," kata Glatter.

Baca: Ini yang Akan Terjadi jika Malas Mencuci Rambut

5. Alat penata rambut

Jika Anda memiliki rambut panjang, mengikat rambut terlalu kencang juga dapat menyebabkan folikel rambut melemah. Inilah yang menurut Glatter dapat menyebabkan kerontokan dan volume rambut berkurang.

Pemakaian bahan kimia dan alat styling rambut yang panas juga dapat mengakibatkan kerontokan rambut.

"Gel dan wax tidak secara langsung berkontribusi pada rambut rontok, tapi bisa melemahkan poros rambut saat digunakan dalam jangka panjang, membuat rambut rapuh dan lebih mudah rusak dan pecah," kata Glatter.

Baca: "Karena Perempuan Indonesia Ingin Rambut yang Wangi..."

6. Sering mewarnai rambut

Menurut data perusahaan riset pemasaran tahun 2012, sebesar 7 persen pria mewarnai rambut mereka. Jika kalian termasuk salah satu dari mereka, kebiasaan mewarnai rambut mungkin akan memperlemah kondisi rambut.

Banyak pewarna rambut mengandung paraphenylendiamine yang dapat meningkatkan risiko rambut rontok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com