3. Merawat usus
Ketika bakteri jahat lebih banyak daripada bakteri baik di dalam tubuh, kita dapat mengembangkan dysbiosis usus.
Apabila dysbiosis usus terjadi, zat berbahaya seperti racun yang dihasilkan bakteri usus akan keluar dari usus dan masuk ke dalam aliran darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan kronis di seluruh tubuh.
Demikian penjelasan ahli gastroenterologi Will Bulsiewicz, MD.
Baca juga: Kebiasaan Makan yang Merusak Kesehatan Usus
Asupan lemak jenuh, hingga stres dapat mendorong dysbiosis usus.
Namun kita bisa mengatasinya dengan makanan berbasis nabati.
Di saat kita mengonsumsi makanan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, bakteri baik akan menghasilkan asam lemak rantai pendek.
Asam lemak ini terbukti menyeimbangkan mikrobioma usus dan memperbaiki cedera pada penghalang usus, kata Bulsiewicz.
Makanan fermentasi seperti tempe, yogurt, dan kefir juga bermanfaat dalam menjaga kesehatan usus.
Pada sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Cell di tahun 2021, peserta yang makan makanan fermentasi kaya probiotik meningkatkan keragaman mikroba yang sehat di usus, dan menurunkan tingkat senyawa inflamasi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.