Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2023, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otak merupakan salah satu organ vital pada tubuh manusia.

Otak terbagi menjadi dua sisi, yaitu otak kiri dan kanan. Keduanya memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam mengatur seluruh tubuh untuk menjalani aktivitas sehari-hari.

Para seniman sering dianggap sebagai individu yang lebih mengandalkan otak kanan, sementara tipe analitis dipandang lebih cenderung menggunakan otak kiri.

Namun, benarkah stigma tersebut? Jawabannya belum tentu. Setidaknya itulah pendapat psikolog kesehatan Grace Tworek, PsyD.

"Pemikir otak kanan sering dianggap sebagai tipe kreatif, seperti seniman atau orang yang memiliki jiwa bebas."

Baca juga: 5 Kebaikan Meditasi untuk Kesehatan Otak

"Pemikir otak kiri dianggap lebih kaku, logis, dan berorientasi pada detail," kata Tworek.

"Namun, stigma itu tidak sepenuhnya akurat ketika kita melihat dari segi ilmiah."

Tworek menjelaskan lebih jauh mengenai perbedaan antara otak kiri dan kanan.

Anatomi otak

Pada dasarnya, otak terbagi menjadi tiga bagian, dengan tugas yang berbeda-beda.

Bagian pertama dan kedua adalah cerebellum dan batang otak. Keduanya mengontrol fungsi otomatis tubuh, seperti gerakan otot, pernapasan, pencernaan, dan menelan.

Kemudian, bagian ketiga disebut cerebrum, bagian terbesar otak dan berperan dalam menginterpretasikan informasi dari indera manusia.

Cerebrum juga mengatur emosi, penalaran, dan pembelajaran.

Dengan kata lain, ini adalah bagian otak yang mengendalikan pemikiran aktif seseorang.

Cerebrum terdiri dari dua bagian, yaitu hemisfera kiri dan hemisfera kanan. Maka dari itulah, ada konsep otak kiri dan otak kanan.

"Memang benar bagian berbeda dari otak bertanggung jawab atas hal-hal yang berbeda," kata Tworek.

Baca juga: 5 Kebiasan yang Bisa Memperburuk Kesehatan Otak, Setop dari Sekarang

"Tetapi gagasan bahwa salah satu hemisfera jauh lebih kuat daripada yang lain dan dominasi itu berperan utama dalam kepribadian atau kemampuan kita belum terbukti dalam studi."

Hemisfera kiri

Hemisfera kiri otak biasanya menjadi pusat fungsi otak yang lebih logis dan berorientasi pada pengetahuan.

Menariknya, hemisfera kiri otak mengendalikan sisi kanan tubuh, sedangkan hemisfera kanan mengendalikan sisi kiri tubuh.

Hemisfera kiri adalah area di mana sebagian besar manusia menggunakan kemampuan untuk melakukan hal-hal seperti:

  • Berkomunikasi
  • Merumuskan strategi dan memecahkan masalah
  • Menghafal
  • Menganalisis

Hemisfera kanan

Hemisfera kanan bertanggung jawab dalam hal:

  • Kreativitas
  • Intuisi
  • Merespons emosi
  • Mengembangkan imajinasi

Cara kerja kedua hemisfera

Hemisfera kiri dan kanan di otak bekerja secara bersama-sama dan saling terhubung.

Baca juga: 5 Manfaat Makan Salmon untuk Kesehatan Otak hingga Jantung

Keduanya menggunakan jalur informasi yang disebut korpus kalosum untuk mengirimkan pesan dari satu sisi ke sisi lain.

"Hemisfera kiri dan kanan memiliki fungsi yang berbeda, namun tetap bekerja bersama-sama," tutur Tworek.

Artinya, kedua sisi otak kita selalu aktif dan berfungsi dengan tingkat yang setara.

Kecuali, jika kita mengalami stroke atau cedera otak serius yang memengaruhi salah satu belahan otak secara signifikan.

Studi yang melibatkan pemindaian otak lebih dari 1.000 individu menunjukkan, semua peserta menggunakan kedua belahan otak mereka dengan proporsi yang hampir sama.

Hasil itu tidak memperhitungkan kepribadian atau preferensi individu.

Jadi, walaupun beberapa orang lebih kreatif dan sebagian lainnya lebih analitis, itu bukan karena salah satu sisi otak mereka lebih kuat atau lebih sering digunakan.

Cara melatih otak

Jika kita memiliki kekurangan di salah satu bidang atau keterampilan --seperti bermusik atau belajar matematika, apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan itu?

Jawabannya sederhana menurut Tworek, yaitu berlatih.

"Terkadang, itu lebih kepada konteks atau narasi yang kita berikan pada diri sendiri sebelum menghadapi suatu situasi."

Baca juga: 2 Cangkir Cokelat Panas Sehari Berguna untuk Kesehatan Otak

"Narasi itu sebenarnya bisa memengaruhi karakteristik yang berbeda," kata dia.

Label yang kita tanamkan dalam diri dapat membatasi kita. Misalnya, ketika menganggap diri kita tipe "otak kiri," kita enggan melakukan kegiatan yang membutuhkan kreativitas atau interpretasi seni.

Sebaliknya, jika menganggap diri kita sebagai seniman dengan otak kanan, kita mungkin enggan membaca atau mengerjakan teka-teki silang.

Karena pemikiran tersebut, kita tidak mencari kesempatan untuk mengembangkan kemampuan baru.

Akibatnya, kemampuan kita tidak berkembang karena kita tidak mengambil kesempatan.

Alangkah baiknya jika kita meningkatkan keterampilan baru agar dapat menggali bakat dari sisi otak yang lain.

"Sebagai contoh, jika kita cenderung lebih analitis, cobalah mendaftar dalam sebuah kelas untuk belajar sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti melukis," saran Tworek.

Baca juga: Minim Aktivitas, Pensiun Dini Berbahaya untuk Kesehatan Otak

"Mengikuti kelas sangat bagus karena kita mendapatkan instruksi dan panduan yang akan membantu kita."

"Hal ini bisa menjadi cara yang baik bagi orang dengan kepribadian analitis untuk melibatkan sisi kreatif dalam otak mereka," lanjut dia.

Di sisi lain, jika kita kurang teratur dan terstruktur, bukan berarti hal itu tidak dapat diubah.

Orang yang memiliki bakat kreatif mungkin kurang terorganisasi atau sulit mematuhi jadwal.

Tworek menyarankan untuk meningkatkan kemampuan otak dengan melatih keterampilan organisasi.

"Beberapa orang mungkin secara alami memiliki kemampuan tertentu yang lebih kuat daripada yang lain. Namun, otak kita adalah seperti otot yang bisa dikuatkan," sebut dia.

"Semakin kita berlatih dan terpapar pada hal-hal baru, semakin besar kemungkinan kita akan mengembangkan keterampilan baru."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com