JAKARTA, KOMPAS.com - Sama halnya dengan klinik gigi, klinik kecantikan juga ada yang abal-abal.
Oleh karena itu, kamu perlu hati-hati ketika ingin perawatan wajah. Dikhawatirkan, wajahmu bukannya menawan malah jadi rusak.
Dr. Lie Man dari Eva Mulia Clinic Tebet mengatakan, meskipun cukup sulit, ada beberapa cara untuk mengenali apakah klinik kecantikan yang akan dikunjungi abal-abal atau tidak.
Baca juga: Perawatan Jerawat di Klinik, Apakah Sakit?
Cara pertama adalah dengan mengetahui dokter yang menangani.
Menurut Lie, sebagian besar tindakan perawatan dan peremajaan seperti collagen stimulator hanya boleh dilakukan oleh dokter berlisensi.
"Di Indonesia, lisensinya masih dokter untuk tindakan seperti itu. Jadi, otomatis kalau bukan dokter, sudah tidak berhak melakukan. Secara hukum dan legal," tegas dia.
Sebagai informasi, ada cara untuk memeriksa apakah seorang dokter berlisensi atau tidak, yaitu melalui situs https://kki.go.id/cekdokter/form.
Dokter abal-abal juga kemungkinan besar tidak memiliki pengetahuan cukup tentang anatomi tubuh manusia.
Dengan demikian, ada kemungkinan penanganan yang dilakukan berpotensi memunculkan efek samping dengan risiko yang lebih tinggi.
"Kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bisa tidak dia menangani?" ucap Lie.
Baca juga: Perawatan Mencerahkan di Klinik, Berapa Lama Hasilnya Terlihat?
Setiap dokter, apapun itu bidangnya, selalu menjaga peralatannya steril.
Biasanya, tahapan dalam sterilisasi peralatan cukup banyak dan mencakup penggunaan beberapa bahan pembersihan guna memastikan peralatan bebas bakteri.
Pasalnya, peralatan itu akan digunakan pada manusia. Tentunya, mereka tidak ingin membahayakan kesehatan, bahkan nyawa pasien.
"Dalam tindakan, kalau (peralatan) tidak steril, bisa saja infeksi. Itu yang salah satu harus dihindari," sambung dia.
Baca juga: Jangan Asal, Lakukan 2 Hal Ini Dulu Sebelum Perawatan Wajah di Klinik
Beberapa bagian tertentu dalam peralatan kedokteran sebaiknya terhindar dari sentuhan tangan manusia, meski dokter atau stafnya telah menggunakan sarung tangan.
Misalnya, bagian jarum yang akan digunakan untuk menyuntikkan sesuatu atau membuat lubang pada wajah.
"Ada hal-hal yang harus dihindari. Jarum-jarumnya tidak boleh dipegang. Kalau memasukkan sesuatu ke dalam kulit, (jarum) tidak, boleh dipegang. Itu dilarang banget," pungkas Lie.
Baca juga: Perawatan Anti-Penuaan Collagen Stimulator, Kapan Hasil Mulai Terlihat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an