KOMPAS.com - Peningkatan risiko penyakit jantung rupanya tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, gaya hidup hingga obesitas.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa ada sebuah kebiasaan sepele yang ternyata berkaitan dengan tingginya risiko penyakit jantung.
Kebiasaan itu adalah melewatkan waktu sarapan. Lantas, apa hubungannya antara sarapan dan penyakit jantung?
Baca juga: Makan Kurma Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung hingga Kanker
Ada banyak penelitian yang menyebutkan bahwa orang yang jarang sarapan berisiko tinggi mengembangkan penyakit jantung.
Risiko tersebut kebanyakan berkaitan dengan faktor metabolisme tubuh, kadar gula darah hingga menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Melansir laman The Healthy, berikut alasan risiko penyakit jantung akan lebih tinggi pada orang yang jarang sarapan.
Pada sebuah penelitian baru yang digelar pada Agustus 2022 lalu, para peneliti menyimpulkan data dari National Health and Nutrition Examination Survey dan mengevaluasi perilaku 24.011 orang yang berusia di atas 40 tahun.
Melalui studi tersebut, ditemukan fakta bahwa orang yang sering melewatkan waktu sarapan mengalami peningkatan risiko kematian dini akibat penyakit kardiovaskular.
Bahkan studi itu mengungkapkan risiko penyakit jantung lebih tinggi pada orang yang melewatkan sarapan ketimbang melewatkan waktu makan lainnya, seperti makan siang atau makan malam.
Riset yang dilakukan para peneliti ini memiliki kemiripan dengan kesimpulan dari studi observasional yang diterbitkan dalam Journal of Cardiovascular Development and Disease pada tahun 2019.
Studi tersebut melaporkan bahwa orang yang sering melewatkan sarapan memiliki kemungkinan mengembangkan penyakit kardiovaskular sebesar 21 persen.
Tak cuma itu, pada studi yang dilakukan Harvard School of Public Health pada tahun 2013 juga menunjukkan hasil yang sama.
Namun, peneliti Harvard hanya menilai risikonya berdasarkan kondisi kesehatan peserta penelitian yang disebutkan memiliki risiko tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Kondisi tersebut jika ditarik garis besarnya, tentu masih berhubungan dengan penyakit kardiovaskular atau dengan kata lain menjadi penyebab penyakit jantung.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.