Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2023, 08:23 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

 

Cinta dihayati dalam beberapa tingkatan

Mengapa seseorang menafsirkan sebuah aktivitas atau tindakan sebagai sinyal dan ukuran cinta?

Menurut Krystine Batcho, hal itu terjadi karena cinta dihayati dalam beberapa tingkatan, yakni indrawi, emosional, kognitif, dan perilaku.

Cinta dapat membuat seseorang merasa hangat, dan bersemangat. Cinta juga dapat membuat seseorang merasa gembira, bahagia, nyaman, dan aman.

Cinta pun bisa menghasilkan dan memengaruhi pikiran, sikap, harapan, dan aspirasi. Dan tentu saja, cinta dapat memotivasi dan diekspresikan secara perilaku.

Orang bekerja dan berkorban demi cinta. Cinta dapat diekspresikan dengan kata-kata dan perbuatan.

"Idealnya, cinta akan dialami dan terwujud dalam keempat tingkatan tersebut," kata Krystine Batcho.

"Namun, jarang ada pasangan yang sempurna, dan cinta itu sendiri dapat memudar atau terkikis seiring berjalannya waktu oleh tantangan dan kesulitan," sambung Krystine Batcho.

Krystine Batcho menyebut, ketika salah satu tingkatan mulai menurun, perasaan dicintai juga dapat berkurang.

Dengan asumsi cinta mereka saling dirasakan dan diketahui, pasangan dapat mengurangi atau menghentikan ekspresi dan tindakan cinta yang bijaksana.

Misalnya, tak lagi mengingat hari jadi, tak memberikan hadiah kecil atau bunga, atau sekadar mengatakan "Aku mencintaimu".

Secara logis dapat disimpulkan bahwa tindakan bukanlah cinta itu sendiri, dan cinta dapat tetap ada, bahkan ketika tindakan cinta berkurang.

Baca juga: Erotomania, Delusi Cinta yang Tak Nyata

Namun demikian, seseorang mungkin tidak merasa dicintai dengan cara yang sama seperti saat tindakan mengekspresikan cinta membuat cinta itu lebih menonjol, dan lebih nyata.

"Berpikir bahwa seseorang dicintai tidak sama dengan merasa dicintai," cetus Krystine Batcho.

"Agar cinta tetap hidup, cinta harus tumbuh subur di keempat tingkatan tadi," tegas dia.

Waktu fisik bersama, aktivitas yang menyenangkan dan menghibur, serta tindakan dan pesan cinta yang eksplisit berkontribusi pada keseluruhan pemahaman dan keyakinan bahwa cinta itu otentik dan bermakna.

Melibatkan semua tingkatan itu mungkin untuk dilakukan meskipun kita memiliki gaya hidup yang sibuk.

Misalnya -sebuah pesan teks yang mengingatkan kekasih untuk membeli susu di toko dapat dengan mudah disertai dengan ucapan "aku mencintaimu" atau emotikon hati.

Atau dalam perjalanan -misalnya, cobalah dengan mudah untuk beralih ke saluran musik favorit pasangan.

Dalam banyak hal kecil, para kekasih dapat mempertahankan lingkungan perilaku dan sensorik yang menyenangkan, nyaman, dan penuh sukacita.

Kebiasaan ini akan secara bersama-sama membentuk pengetahuan dan perasaan dicintai.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com