Ketika merasakan kecemasan, kita mungkin merasakan bahwa napas kita menjadi lebih cepat dan pendek, bukan panjang dan dalam.
Delucca menjelaskan, itu adalah respons alami tubuh terhadap stres dan daat muncul bersamaan dengan sensasi fisik lain, seperti detak jantung cepat, pusing, hingga sakit perut.
Kita memang tidak bisa mengontrol sensasi tersebut, namun kita bisa mengontrol napas dan menggunakan napas untuk membantu tubuh lebih rileks.
Napas yang panjang dan dalam dapat menstimulasi sistem saraf parasimpatik untuk memproduksi perasaan tenang.
Bagaimana mempraktikannya?
Cobalah luangkan beberapa menit di pagi hari untuk duduk atau berbaring pada posisi yang nyaman, tutup mata, kemudian ambil sedikit napas yang pelan, terkontrol, dan dalam.
"Tarik napas melalui hidung dan buang napas melalui hidung atau mulut. Ketika menarik napas, bayangkan kita mengisi "balon" di dalam perut kita alih-alih sekadar bernapas di dada," katanya.
Baca juga: Menarik Napas, Menenangkan Diri
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.