KOMPAS.com - Ada banyak hal yang membuat kita begadang hingga larut malam. Asyik menonton televisi, bermain ponsel, atau memikirkan sesuatu secara berlebihan.
Jika kita sering melakukan tindakan yang terakhir, bisa jadi kita mengalami overthinking.
Barangkali kita merasa dapat memecahkan masalah apabila terus memikirkan setiap hal yang mengganggu. Sayangnya, kebiasaan berpikir berlebihan tidak akan menyelesaikan masalah apa pun.
Overthinking akan menciptakan stres dengan memfokuskan pikiran pada hal-hal negatif, membayangkan masa lalu, serta mengkhawatirkan masa depan.
Psikoterapis Natacha Duke, MA, RP, membeberkan apa yang dialami seseorang ketika overthinking, serta cara menghentikan perilaku ini.
Baca juga: Studi: Mendengarkan Musik Ampuh Turunkan Efek Gangguan Kecemasan
Overthinking bukan merupakan kondisi kesehatan mental, tetapi bisa menjadi gejala depresi atau kecemasan.
Overthinking umumnya dikaitkan dengan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD), kata Duke.
GAD ditandai dengan kecenderungan untuk khawatir berlebihan tentang beberapa hal.
"Seseorang dapat mengembangkan GAD karena gen mereka, bisa juga faktor kepribadian seperti ketidakmampuan menoleransi ketidakpastian dalam hidup, atau berdasarkan pengalaman hidup," ujarnya.
"Umumnya, ini merupakan kombinasi dari ketiga hal tersebut."
Seseorang dengan gangguan kecemasan umum bisa mengalami:
Gejala fisik GAD dapat mencakup kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi dan masalah tidur.
Jika kita cenderung terlalu banyak berpikir, bisa jadi kita mengalami:
"Apa yang terjadi adalah efek berantai," jelas Duke.
"Kita mulai mengkhawatirkan satu hal, kemudian memikirkan sesuatu yang sama sekali berbeda."