KOMPAS.com - Banyak orang mengalami kondisi stres, kurang tidur, dan kelebihan berat badan.
Belum lagi penyakit yang muncul karena gaya hidup, yang sebagian besar dapat dicegah. Misalnya penyakit jantung, kanker, stroke, dan diabetes.
Kelebihan berat badan atau obesitas berkontribusi pada 50 persen orang dewasa yang menderita tekanan darah tinggi, 10 persen diabetes dan tambahan 35 persen dengan pra diabetes.
Baca juga: Anak-anak Bisa Idap Diabetes, Ini yang Perlu Orangtua Tahu
Kendati begitu, sesungguhnya ada "obat-obatan gaya hidup", yang dapat "diresepkan" gratis oleh dokter untuk semua pasiennya.
Pengobatan gaya hidup tersebut adalah aplikasi klinis dari perilaku sehat untuk mencegah, mengobati, dan menyembuhkan penyakit.
Ada enam "obat mujarab" yang bisa dipakai untuk mengatasi semua permasalahan itu, yakni menyantap makanan nabati non olahan, aktivitas fisik teratur, dan tidur restoratif.
Lalu manajemen stres, mengurangi atau bahkan menghapus kecanduan, dan selalu bersikap positif dari sisi psikologi dan hubungan sosial.
Pandangan ini diuraikan oleh Yoram Vodovotz, Profesor bedah di Universitas Pittsburgh, dan Michael Parkinson, Direktur Medis Senior untuk Kesehatan dan Produktivitas di UPMC Health Plan & Workpartners, Universitas Pittsburgh.
Mari kita urai satu per satu keenam "obat mujarab" tersebut.
Diet kaya buah-buahan, sayuran, dan biji-bijianm serta lebih rendah produk hewani dan makanan olahan dikaitkan dengan pencegahan banyak penyakit.
Diet ini juga meningkatkan kesehatan dan bahkan membalikkan penyakit kardiovaskular, metabolik, otak, hormonal, ginjal dan autoimun umum, serta pengurangan risiko kanker hingga 35 persen.
Aktivitas fisik aerobik sedang hingga tinggi setiap hari memiliki manfaat kesehatan langsung dan jangka panjang.
Baca juga: Diet Nabati Vs Diet Keto, Mana yang Lebih Cepat Turunkan Berat Badan?
Misalnya, mengapa kita menua dan tingkat di mana kita menua -usia kronologis versus usia biologis, ditentukan oleh beberapa proses molekuler yang secara langsung dipengaruhi oleh aktivitas fisik.
Dan, sekarang para ilmuwan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan seluler dan molekuler yang disebabkan oleh olahraga untuk mengurangi risiko penyakit.
Prioritas penelitian untuk ilmuwan dan dokter termasuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang jenis, intensitas dan frekuensi aktivitas.